BLOGGER TEMPLATES AND MySpace 2.0 Layouts »

Minggu, 19 Desember 2010

Only Hope - Switchfoot (acoustic cover)

Lyrics This is me [piano version] Demi lovato

Minggu, 12 Desember 2010

Only Hope - Switchfoot (acoustic cover)

Rabu, 17 November 2010

Radang Amandel (Tonsilitis)

Radang Amandel (Tonsilitis)


Pendahuluan

Buka mulut anda lebar-lebar di depan kaca. Apakah anda dapat melihat amandel anda? Amandel terletak dikedua sisi tenggorokan anda, tepat di belakang dan di atas lidah anda.

Bertahun-tahun yang lalu, banyak anak-anak kecil yang amandelnya dibuang. Bahkan, dulu operasi adalah terapi yang dilakukan untuk mengobati tonsilitis—yaitu peradangan pada amandel disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Saat ini, kita sudah mengetahui peran amandel sebagai penyaring bakteri dan virus yang dapat menyebabkant erjadinya infeksi yang lebih berbahaya. Bila terjadi radang amandel, perawatan pertama yang dilakukan adalah perawatan dirumah atau dengan penggunaan antibiotik. Tindakan operasi sudah jarang dilakukan, kecuali bila peradangan sering sekali terjadi atau bila peradangan tersebut menyebabkan kesulitan untuk bernapas dan menelan.
Tanda-tanda dan gejala

Tonsilitis ditandai dengan keadaan amandel yang merah dan membengkak. Anda juga dapat melihat adanya bintik-bintik putih pada amandel. Tanda-tanda dan gejala terjadinya tonsilitis lain adalah:

1. Tenggorokan sakit
2. Sulit atau sakit saat menelan
3. Sakit kepala
4. Demam dan kedinginan
5. Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher.
6. Kehilangan suara

Penyebab

Saat bakteri dan virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut anda, amandel berperan sebagai filter—menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel anda, yang akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi dimasa yang akan datang. Akan tetapi, kadang-kadang amandel sudah kewalahan menahan infeksi bakteri atau virus. Inilah yang menyebabkan terjadinya tonsilitis.

Ada berbagai macam virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya radang amandel, termasuk virus yang menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes).
Faktor risiko

Tonsilitis adalah kondisi yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Virus dan bakteri cenderung untuk berkembang pada orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain, seperti di sekolah atau di fasilitas penitipan anak.
Kapan harus mencari nasihat secara medis

Meskipun tonsilitis sendiri biasanya bukan merupakan penyakit yang serius, tonsilitis dapat berkembang menjadi suatu komplikasi penyakit bila tidak mendapatkan perawatan. Hubungi dokter anda bila anda mengalami sakit tenggorokan:

1. Yang sudah berlangsung lebih dari 48 jam
2. Yang semakin parah
3. Yang diikuti dengan tanda dan gejala-gejalan lain

Anda harus mencari pertolongan darurat bila anda mengalami:

1. Banyak keluar air liur
2. Kesulitan untuk makan atau minum
3. Kesulitan untuk bernapas

Pemeriksaan dan diagnosis

Dokter akan memeriksa amandel dan bagian belakang tenggorokan anda untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti adanya warna kemerahan atau nanah. Bila amandel anda kelihatan mengalami infeksi dan anda mengalami tanda-tanda dan gejala lain yang mengarah pada radang tenggorokan, anda akan menjalani uji usap tenggorokan. Dengan tes yang sederhana ini, dokter akan mengusapkan semacam kasa steril pada bagian belakang tenggorokan anda untuk mendapatkan sampel air liur. Tes ini tidak menyakitkan, tapi dapat menyebabkan anda sedikit tercekat.

Sampel yang telah diambil akan diperiksa di dalam lab untuk melihat ada tidaknya bakteri streptokokus. Hasil tes dapat dilihat dalam hitungan menit atau jam, bergantung pada metode pengujian yang digunakan. Bila tes ini menunjukkan hasil yang positif, anda perlu minum antibiotik untuk mengobati infeksi yang anda alami.
Komplikasi

Bila tidak mendapatkan perawatan, tonsilitis dapat menyebabkan banyak nanah yang terkumpul diantara amandel dan jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini disebut sebagai abses. Abses yang meliputi bagian yang cukup luas dapat terjadi pada jaringan lunak yang terdapat pada bagian atas mulut (soft palate). Kadang-kadang pembengkakan yang terjadi begitu besar sehingga bagian atas mulut dan lidah bertemu, sehingga menutup jalan udara dan membuat anda sulit sekali menelan. Meskipun jarang terjadi, abses dapat menyebar ke dalam aliran darah atau kedalam tenggorokan atau ke dada.

Ada beberapa jenis bakteri strepkokus yang selain menyebabkan terjadinya tonsilitis juga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal (nephritis) atau demam rematik, suatu kondisi serius yang dapat mengganggu kerja liver, sendi, sistem syaraf dan kulit.
Perawatan

Tonsilitis biasanya diobati dengan perawatan sendiri atau dengan menggunakan antibiotik. Meskipun operasi bukan lagi merupakan perawatan standar untuk tonsilitis, pada kasus-kasus tertentu tindakan ini mungkin tetap direkomendasikan.
Perawatan sendiri

Bila tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, anda perlu membiarkan virus tersebut hilang sendiri. Proses penyembuhan mungkin akan makan waktu satu atau dua minggu. Selama itu, anda harus menjalani banyak istirahat. Minum minuman hangat, cairan yang menyejukkan—seperti sup, kaldu dan the—dan berkumur dengan air garam yang hangat. Asetaminofen (Tylenol, dan sebagainya) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dan sebagainya) dapat membantu mengurangi demam dan mengurangi rasa sakit. Karena adanya risiko Reye’s Syndrom—penyakit yang dapat mengancam jiwa—jangan berikan aspirin pada anak-anak dibawah usia 12 tahun.
Antibiotik

Bila tonsilitis disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, dokter anda akan meresepkan antibiotik. Antibiotik oral biasanya perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. Meskipun anda mungkin merasa lebih baik dalam waktu satu atau dua hari, penting untuk diingat bahwa anda harus menghabiskan antibiotik yang diberikan. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya akan menyebabkan infeksi yang anda derita dapat terjadi lagi—yang akan menyebabkan potensi terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Bila uji usap tenggorok yang dijalani anak anda memiliki hasil positif, maka ia perlu menjalani pengobatan dengan antibiotik setidaknya selama 24 jam sebelum diijinkan kembali ke sekolah atau ke tempat penitipannya. Bila anak anda mengalami kesulitan untuk menelan, antibiotik mungkin dapat diberikan melalui suntikan.
Tindakan operasi

Tindakan operasi untuk mengambil amandel (tonsillectomy) jarang sekali dilakukan pada orang dewasa. Pada anak-anak, tindakan operasi mungkin diperlukan bila:

1. Anak anda mengalami tonsilitis selama tujuh kali atau lebih dalam satu tahun
2. Anak anda mengalami tonsilitis selama lima kali atau lebih dalam setahun selama dua tahun
3. Amandel yang membengkak membuat anak anda sulit bernapas atau menelan
4. Adanya abses pada amandel

Tindakan tonsillectomy biasanya hanya membutuhkan rawat jalan. Artinya anak anda tidak perlu menginap di rumah sakit dan dapat pulang pergi pada hari yang sama saat operasi dilakukan. Meskipun demikian, penyembuhan secara menyeluruh dapat memakan waktu hingga dua minggu.

Setelah operasi, tenggorokan anak anda mungkin akan terasa sakit. Ia mungkin juga akan mengalami rasa sakit di telinga. Dorong anak anda untuk mengulum batu es atau jus buah yang dibekukan, makan eskrim atau shorbet, dan minum cairan dingin. Anda mungkin dapat juga menggunakan alat pelembab di ruang tidur anak anda. Saat anak anda dalam masa penyembuhan, ingatlah bahwa ia akan lebih mudah menderita infeksi daripada sebelumnya. Hindari kerumunan orang dan paparan pada orang-orang yang tengah menderita sakit. Bila anak anda mulai mengalami pendarahan dari mulut, segera laporkan pada dokter.
Pencegahan

Sering cuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai jenis infeksi, termasuk juga tonsilitis. Seringlah cuci tangan anda, dan beri dorongan pada anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama.

Bila anda menggunakan sabun dan air:

1. Basahi tangan anda dengan air hangat yang mengalir dan gunakan sabun cair atau sabun batangan yang bersih. Gosok hingga berbusa.
2. Gosok dengan kuat selama setidaknya 15 detik. Ajarkan pada anak-anak anda untuk mencuci tangannya selama mereka menyanyi lagu ABS, “Row, Row, Row Your Boat” atau “Selamat ulang tahun” hingga selesai.
3. Gosok semua permukaan tangan, termasuk bagian belakang tangan, pergelangan tangan, diantara jari-jari dan dibawah kuku jari anda.
4. Bilas dengan bersih.
5. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk yang bersih.
6. Gunakan handuk tersebut untuk mematikan keran air.

Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol. Tuang sekitar ½ sendok teh bahan pembersih tersebut ke tangan anda. Gosok-gosok kedua tangan anda, sehingga cairan pembersih tersebut melumuri permukaan tangan anda, hingga cairan tersebut kering.

Pencegahan lain yang menggunakan logika juga dapat digunakan. Pada saat batuk atau bersin gunakan tisu atau lengan anda. Jangan menggunakan gelas minum dan peralatan makan untuk bersama-sama. Hindari berada dekat dengan orang yang sedang sakit. Cari tempat penitipan anak yang mempraktekkan kebijakan soal kebersihan dan meminta agar anak-anak yang sakit tetap berada di rumah.
Perawatan sendiri

Sakit tenggorokan dapat membuat anda menderita sekali. Tip-tip berikut ini mungkin dapat membantu.

1. Minum lebih banyak cairan. Cairan yang hangat—seperti sup, kaldu dan the—adalah pilihan yang baik.
2. Berkumur dengan air garam yang hangat. Campur ½ sendok the garam dengan 8 ounces (sekitar 30ml) air hangat, kumur-kumur kemudian buang air tersebut.
3. Gunakan madu dan jeruk. Aduk madu dan jeruk sesuai selera dalam gelas yang berisi air hangat. Biarkan sebentar hingga dinginnya sesuai dengan suhu ruangan sebelum anda minum. Madu akan melapisi dan meringankan tenggorokan anda yang sakit, sedangkan jeruk akan mengurangi lendir yang terjadi. Catatan: Jangan gunakan madu atau sirup jagung dalam minuman untuk anak-anak berusia kurang dari 1 tahun.
4. Menghisap permen pelega tenggorokan atau permen yang keras. Tindakan ini akan mendorong produksi air liur, yang akan membasahi dan membersihka tenggorokan anda.
5. Melembabkan udara disekitar anda. Menambah kelembaban udara disekitar anda dapat mengurangi iritasi pada tenggorokan yang anda rasakan dan membuat anda lebih mudah untuk jatuh tertidur. Yakinkan anda mengganti air yang ada pada alat pelembab udara setiap hari dan membersihkan alat tersebut setidaknya setiap tiga hari sekali untuk membantu mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
6. Hindari asap rokok dan polutan udara lainnya. Asap rokok dapat meneyebabkan iritasi pada tenggorokan yang sakit.
7. Istirahatkan suara anda. Berbicara dapat menyebabkan iritasi tenggorokan yang lebih parah dan menyebabkan hilangnya suara anda untuk sementara waktu (laryngitis).

Pikirkan juga soal kesehatan orang-orang disektiar anda. Bila anda merasa tidak enak badan, liburkan diri anda selama beberapa hari untuk menghindari penyebaran kuman yang ada di tubuh anda.

Rabu, 10 November 2010

Perdagangan antar negara

Efek Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.

Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah -biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).


-Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita

Kebijaksanaan pengembangan perdagangan luar negeri meli- puti kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Dalam Re¬-pelita IV kebijaksanaan ekspor diarahkan untuk meningkatkan penerimaan devisa dan perluasan kesempatan kerja melalui pe¬ningkatan ekspor dan produksi untuk ekspor. Sementara itu ke¬bijaksanaan impor diarahkan untuk menjamin penyediaan barang modal, bahan baku dan barang penolong serta teknologi yang diperlukan untuk pembangunan di berbagai sektor; untuk mendo¬- rong pengembangan industri dalam negeri yang efisien; dan untuk pengendalian impor barang mewah.
Berbagai langkah telah dilaksanakan untuk meningkatkan ekspor, khususnya ekspor komoditi di luar migas. Salah satu langkah terpenting adalah paket-paket kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi yang dimulai pada tahun 1985 dengan dikeluarkannya Inpres No. 4 Tahun 1985 yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa di pelabuhan. Kebijaksanaan tersebut telah berhasil memperlancar arus doku¬men dan mengurangi biaya pengurusannya. Inpres No. 4 tersebut diikuti oleh paket kebijaksanaan 6 Mei 1986 yang mengatur pembebasan dan pengembalian bea masuk yang diberikan untuk barang dan bahan yang diimpor untuk keperluan produksi yang diekspor. Untuk melanjutkan serta menyempurnakan kedua paket kebijaksanaan tersebut di atas, dikeluarkan kebijaksana¬an-kebijaksanaan deregulasi lanjutan yaitu paket kebijaksana¬an Oktober 1986, paket kebijaksanaan Januari 1987 dan paket kebijaksanaan Desember 1987.

Tiga paket kebijaksanaan tersebut dimaksudkan untuk:
(a) membebaskan sektor ekspor dari dampak negatif ekonomi biaya tinggi di dalam negeri melalui pemberian kemudahan impor bahan baku untuk produksi ekspor, dan
(b) menyempurnakan peraturan-peraturan yang tidak sesuai lagi dengan keadaan melalui pemberian kelonggaran-kelonggaran kepada produsen barang ekspor untuk mengekspor barang yang sama dari produsen lain, kepada perusahaan asing untuk meng-adakan usaha patungan (joint venture) dengan pihak Indonesia dalam usaha ekspor dan kepada pengusaha pemilik izin usaha di luar angka pengenal ekspor (APE) untuk melakukan ekspor.

Langkah kebijaksanaan lainnya dalam rangka mendorong ekspor adalah peningkatan mutu barang ekspor yang meliputi penetapan standar mutu barang ekspor, penyebarluasan standar mutu tersebut di dalam negeri dan di luar negeri, serta penyuluhan dan pengawasan mutu barang ekspor.
Upaya peningkatan ekspor dilaksanakan pula melalui di¬versifikasi ekspor yang meliputi diversifikasi barang maupun pasar. Usaha diversifikasi produk dilaksanakan dengan mendo¬rong ekspor komoditi-komoditi baru yang potensial, termasuk di dalamnya mendorong ekspor dari produk yang telah diproses lebih lanjut yang sebelumnya diekspor dalam bentuk bahan men¬tah maupun barang setengah jadi. Sementara itu diversifikasi pasar diupayakan melalui peningkatan peranan perwakilan R.I. di luar negeri, pengiriman misi dagang dan partisipasi pada pameran dagang di luar negeri serta peningkatan hubungan ker¬ja sama ekonomi inter nasional baik secara bilateral, regio¬nal, maupun internasional.
Untuk meningkatkan kerja sama bilateral selama Repelita IV telah dirintis kerja sama dagang Baru dengan negara¬negara Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dan Eropa Timur. Indonesia telah menandatangani perjanjian bilateral dengan 46 negara. Selain perjanjian perdagangan telah pula dibentuk berbagai forum kerja sama dalam komisi-komisi bersama, kelom¬pok-kelompok kerja, pertemuan-pertemuan tingkat menteri dan pertemuan-pertemuan yang bersifat konsultatif dengan 17 negara. Berbagai pembicaraan diadakan terutama untuk mengu¬rangi hambatan-hambatan perdagangan ataupun masalah-masalah yang dapat mengarah kehubungan perdagangan antara negara yang kurang harmonis, termasuk pembicaraan tentang adanya rencana perwujudan pasar bersama negara-negara MEE pada tahun 1992, dan rencana dibentuknya wilayah perdagangan bebas antara Amerika Serikat dengan Kanada.
Kerja sama regional dalam rangka ASEAN ditempuh dengan meneruskan komitmen-komitmen yang lalu, terutama melalui Committee on Trade and Tourism (COTT). Sampai saat ini alat yang efektip adalah pendekatan tarif di mana telah dipertu¬- karkan keringanan tarif terhadap hampir 13 ribu jenis komodi¬ti. Persetujuan tersebut dikenal sebagai ASEAN Preferential Trade Arrangements. Forum dialog ASEAN dengan mitra-mitra dagangnya, seperti Australia, Canada, MEE, Jepang, New Zealand, USA, dan lembaga UNDP/ITC/UNCTAD terus dikembang¬kan. Inti dialog adalah penghapusan atau pengurangan hambat¬an perdagangan, baik tarif maupun non tarif, serta peningkat¬an peluang pasar, pemanfaatan GSP dan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.
Kerja sama perdagangan multilateral yang bertujuan meng¬hapuskan atau mengurangi hambatan tarif dan non tarif melalui lembaga-lembaga internasional juga dilakukan melalui perun¬dingan-perundingan dalam forum-forum GATT dan UNCTAD. Mela¬lui wadah ini Indonesia berusaha berpartisipasi aktif guna melindungi dan memperjuangkan kepentingan Indonesia, baik sendiri maupun secara bersama-sama dengan negara berkembang lainnya. Melalui forum UNCTAD, Indonesia bersama negara berkembang lainnya dapat memperoleh fasilitas GSP. Adapun da¬lam rangka menggalang kerja sama antar negara berkembang telah dirintis adanya Global System of Trade Preferences (GSTP) dan State Trading Organization (STO).
Forum lainnya di mana Indonesia aktif memainkan peranan¬nya adalah Organisasi Konperensi Islam (OKI). Kerja sama ini semula lebih berorientasi politik, dalam perkembangannya te¬lah mengarah pula ke dalam masalah-masalah ekonomi dan perdagangan. Sebagai hasilnya Indonesia telah meratifikasi "Sta¬tus Agreement on Promotion, Protection and Guarantee of Investment". Dalam rangka program komoditi terpadu UNCTAD, Indonesia turut dalam perundingan-perundingan untuk terwujud¬nya stabilisasi harga komoditi-komoditi di pasaran internasional seperti kopi, karet, kayu lapis, coklat, jute, dan produknya.
Usaha lainnya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan ekspor ialah mengkaitkan pembelian barang kebutuhan Pemerin¬tah dari luar negeri dengan kewajiban membeli barang ekspor dari Indonesia atau disebut kebijaksanaan imbal beli. Kebi¬jaksanaan imbal beli ini merupakan salah satu bagian dari sistem "counter trade". Kebijaksanaan imbal beli mulai di¬berlakukan pertama kali pada tahun 1982. Pada tahun pertama kebijaksanaan tersebut dimulai, hanya terdapat 10 negara yang melakukan kegiatan imbal beli dengan Indonesia, tetapi pada tahun 1986 meningkat menjadi 25 negara. Nilai realisasinya juga meningkat dari US$ 130 juta pada tahun 1982 menjadi US$ 1,4 milyar pada tahun 1987.
Jenis komoditi yang banyak dibe¬li oleh perusahaan asing yang dikenakan kewajiban imbal beli terutama adalah komoditi yang mudah dipasarkan dan permintaannya di pasaran dunia cukup besar, seperti karet, kayu olah¬an, ikan tuna dan udang. Cara yang juga sudah diterapkan dalam perdagangan imbal beli di Indonesia, khususnya dalam peng¬adaan peralatan produksi dengan teknologi tinggi adalah cara "offset" dan "pay back". Cara "offset" menentukan bahwa untuk setiap pengadaan peralatan yang diimpor, pemasok diwajibkan untuk menggunakan komponen produksi dalam negeri. Sedangkan cara "pay back" menentukan bahwa pembayaran kembali terhadap investasi yang telah ditanamkan dilakukan dengan hasil pro¬duksi dari perusahaan yang bersangkutan.
Di samping kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas telah di¬tempuh beberapa kebijaksanaan yang menyangkut kelembagaan dan lembaga penunjang. Dalam Repelita IV telah berhasil diben-tuk Bursa Komoditi Indonesia yang berfungsi untuk meningkatkan keteraturan perdagangan melalui sistem pemasaran yang tertib, teratur dan transparan. Dengan sistem tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya kepastian berusaha, perlindungan yang lebih besar untuk kelangsungan usaha produ¬sen, peningkatan pendapatan, khususnya pendapatan petani pro¬dusen. Dengan pelaksanaan sistem tersebut pada gilirannya akan membantu meningkatkan penghasilan devisa.
Bursa Komoditi Indonesia mulai melakukan kegiatannya pa¬da tahun 1985 dengan perdagangan fisik karet. Kemudian, pada tahun 1986, diperluas dengan perdagangan fisik kopi. Dalam rangka deregulasi dan debirokratisasi, Bursa Komoditi Indone¬sia berfungsi pula sebagai sarana pelaksanaan dari kebijaksanaan Pemerintah. Di samping kegiatan tersebut di atas, Bursa Komoditi Indonesia juga melakukan kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri, membantu menyelesaikan sengketa dagang melalui arbitrase yang dibentuk oleh Bursa Komoditi Indonesia dan membantu industri barang jadi hasil karet me¬lalui pemberian fasilitas pembayaran di muka (bridging financing).
Fasilitas penunjang lainnya yang telah dibentuk adalah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), yang menyediakan tempat beserta segala fasilitas dan kemudahannya guna menunjang eksportir untuk memproduksi dan mengekspor barang agar daya saingnya meningkat.
Berbagai upaya peningkatan ekspor komoditi-komoditi non migas tersebut telah memberikan hasil yang menggembirakan, berupa meningkatnya ekspor komoditi non migas selama Repe¬lita IV. Nilai ekspor di luar migas telah meningkat dari US$ 5.367 juta pada tahun terakhir Repelita III menjadi US$ 11.225 juta pada tahun terakhir Repelita IV. Dengan demikian selama kurun waktu Repelita IV, laju pertumbuhan nilai ekspor di luar migas mencapai 15,9% per tahun, yang terdiri atas nilai ekspor komoditi pertanian dengan laju pertumbuhan sebesar 6,7% per tahun, nilai ekspor komoditi pertambangan dengan la¬ju pertumbuhan sebesar 7,9% per tahun dan nilai ekspor komoditi industri dengan laju pertumbuhan sebesar 28,2% per tahun.
Seperti telah disebutkan di muka kebijaksanaan impor di¬tujukan untuk menjamin impor barang dan jasa yang sangat di¬perlukan di berbagai sektor; untuk mendorong pertumbuhan pro¬duktivitas industri dalam negeri, baik industri yang berorientasi ekspor maupun industri substitusi impor dan untuk mengendalikan penggunaan devisa. Sasaran tersebut dicapai melalui kebijaksanaan pelaksanaan yang bersifat tidak lang¬sung yaitu dengan mengurangi peraturan-peraturan tata niaga dan menggantikannya dengan kebijaksanaan tarif. Dalam tahun 1985 tingkat tarif maksimum telah diturunkan dari 225% menjadi 60%, sedang jumlah golongan tarif diturunkan dari 26 menjadi 16. Struktur tarif tersebut telah mengalami banyak perubahan-perubahan melalui berbagai paket kebijaksanaan de¬regulasi yang dikeluarkan sejak tahun 1986 sampai dengan ta¬hun 1988. Beberapa jenis barang dikenakan pembebasan, keringanan atau kenaikan bea masuk dan beberapa jenis barang lainnya dikenakan bea masuk tambahan. Pembebasan dan ke¬ringanan bea masuk dimaksudkan untuk melancarkan impor barang-barang penting yang diperlukan oleh berbagai sektor ter¬masuk untuk peningkatan ekspor; sedangkan kenaikan bea masuk, pengenaan bea masuk tambahan dimaksudkan sebagai pengganti penghapusan hambatan non tarif untuk barang-barang yang masih memerlukan perlindungan.
Sebagai hasil dari kebijaksanaan tersebut maka berbagai sektor telah mengalami kemajuan yang menggembirakan seperti yang antara lain tercermin dari peningkatan ekspor hasil-ha¬sil industri. Keberhasilan tersebut tercermin pula dari perubahan struktur impor, yakni penurunan pangsa impor barang¬- barang konsumsi dari seluruh nilai impor dan kenaikan pangsa impor bahan baku dan penolong serta kenaikan pangsa impor barang modal.


Hambatan Perdagangan antar Negara

Hambatan perdagangan adalah regulasi atau peraturan pemerintah yang membatasi perdagangan bebas.
Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
• Tarif atau bea cukai. Tarif adalah pajak produk impor.
• Kuota. Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga.
• Subsidi. Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal. Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain.
• Muatan lokal.
• Peraturan administrasi.
• Peraturan antidumping.
Hambatan perdangan mengurangi efisiensi ekonomi, karena masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitas negara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea-bea.
Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeri akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh: produk-produk yang telah diubah secara genetika.
Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani dari anjloknya harga lokal.


Perkembangan Neraca Pembayaran

Kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri selama empat tahun Repelita V sangat dipengaruhi oleh tantangan yang timbul dari perkembangan situasi politik, ekonomi dan moneter dunia.
Selama dasawarsa 1980-an, perekonomian dunia mencapai rekor pertumbuhan tertinggi pada tahun 1988, yaitu sebesar 4,6%. Setelah itu, perekonomian dunia mengalami kemerosotan hingga mencapai 0,6% pada tahun 1991. Namun dalam tahun 1992 perekonomian dunia mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan pertumbuhan sebesar 1,8 % . Dalam tahun 1992, negara-negara industri dan negara-negara berkembang masing-masing tumbuh sebesar 1,5 % dan 6, 1 %. Ini merupakan suatu perbaikan dari tahun 1991 sewaktu kelompok-kelompok negara ini, mencapai pertumbuhan masing-masing sebesar 0,6% dan 4,2%. Di antara negara-negara berkembang tersebut, kelompok negara di Asia dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya yang cukup tinggi, bahkan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 5,8% menjadi 7,9 % . Peningkatan cukup besar ini juga diikuti oleh negara-negara berkembang di Timur Tengah yang pertumbuhannya meningkat dari 2,1 % pada tahun 1991 menjadi 9,9% pada tahun 1992. Sementara itu, negara-negara di Eropa Timur dan bekas Uni Soviet terus mengalami kemerosotan yang makin parah dalam produksi nasionalnya. Pada tahun 19.91 kelompok negara-negara ini ekonominya mengalami penurunan sebesar 10,1 % dan pada tahun 1992 mengalami penurunan yang lebih besar lagi, yaitu 15,5% . Perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang Eropa Timur dan negara-negara bekas Uni Soviet perlu terus diamati mengingat di masa depan kelompok negara ini akan menjadi saingan yang cukup berat bagi negara-negara berkembang, apabila mereka telah selesai dengan tahap konsolidasinya dan ekonominya tumbuh kembali.
Seiring dengan peningkatan produksi dunia, laju pertumbuhan perdagangan internasional juga mengalami peningkatan dari 2,3% dalam tahun 1991 menjadi 4,2% dalam tahun 1992. Volume ekspor dan impor negara-negara industri dalam tahun 1992 meningkat masing-masing sebesar 3,2% dan 4,0%, begitu pula volume ekspor dan impor negara-negara berkembang yang meningkat menjadi 8,4% dan 10,2% dalam tahun 1992.
Sementara itu harga minyak bumi di pasaran internasional mengalami penurunan sebesar 0,5 % selama tahun 1992. Namun demikian, penurunan ini tidak sebesar penurunan yang terjadi pada tahun 1991 yaitu sebesar 17,0%. Begitu pula harga komoditi primer lainnya seperti kopi, karet, dan hasil-hasil tambang merosot dengan 0,1% pada tahun 1992. Perkembangan ini menyebabkan turunnya nilai tukar perdagangan untuk negara-negara berkembang. Dalam tahun tersebut nilai tukar perdagangan menurun sebesar 1,4% untuk negara-negara berkembang, sedangkan untuk negara-negara industri justru meningkat sebesar 1,8%.
Secara keseluruhan dalam tahun 1992 negara-negara industri mengalami kenaikan dalam defisit transaksi berjalan menjadi US$ 38,5 miliar. Untuk negara-negara berkembang defisit transaksi berjalan sedikit menurun dari US$ 81,9 miliar pada tahun 1991 menjadi US$ 78,4 miliar pada tahun 1992.
Berakhirnya perang dingin, restrukturisasi sistem ekonomi dan politik nasional di berbagai negara serta proses regionalisasi merupakan peristiwa-peristiwa penting yang dampaknya pada tatanan ekonomi dunia baru masih belum jelas dan perlu terus diamati. Perkembangan yang cukup penting adalah penyatuan Masyarakat Ekonomi Eropa yang dicanangkan pada pertemuan puncak Maastricht di bulan Desember 1991. Pertemuan puncak ter-sebut diadakan dalam rangka melicinkan jalan pembentukan Masya¬rakat Eropa ke dalam satu unit politik, ekonomi dan moneter (EMU) yang direncanakan terbentuk pada tahun 1999. Tujuan utama pem¬bentukan Masyarakat Eropa adalah untuk meningkatkan kesejahtera¬an sosial dan ekonomi yang harmonis dan berkelanjutan dengan men¬ciptakan suatu kawasan tanpa batas internal serta terciptanya suatu unit ekonomi dan moneter dengan menggunakan satu mata uang.
Seiring dengan itu, dalam bulan Agustus 1992 ditandatangani Persetujuan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) oleh negara-negara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, yang akan menjadi efektif pada Januari 1994. Tujuan pembentukan NAFTA tersebut antara lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangkan berbagai hambatan perdagangan, menciptakan iklim untuk mendorong persaingan yang adil, meningkatkan peluang investasi, memberikan perlindungan terhadap hak milik intelektual, dan menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perselisihan perdagangan antara ketiga negara anggotanya.
Dalam pada itu, perundingan perdagangan multilateral dalam kerangka Putaran Uruguay pada tahun 1992 masih tetap mengalami hambatan. Belum terdapatnya kesepakatan mengenai perdagangan hasil-hasil pertanian antara Amerika Serikat, Masyarakat Ekonomi Eropa dan Jepang merupakan penyebab utama kemacetan perundingan tersebut. Terhambatnya kesepakatan GATT ini mempengaruhi prospek terciptanya perdagangan dunia yang terbuka, transparan dan mempunyai aturan disiplin yang efektif.
Sejalan dengan itu, berbagai upaya terus dilakukan dalam rangka penyesuaian tujuan dan organisasi berbagai forum kerja sama internasional, termasuk UNCTAD dan Gerakan Non Blok. Pada bulan September 1992, di Jakarta diadakan Konperensi Tingkat Tinggi Ke-10 Gerakan Non Blok. Melalui Pesan Jakarta, gerakan tersebut menyerukan agar dilakukan demokratisasi dalam hubungan antar negara dan dihidupkan kembali dialog Utara-Selatan secara konstruktif.
Sementara itu, kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN terus dikembangkan. Terdorong oleh berbagai perubahan struktural dalam perekonomian dunia dan untuk menghadapi kejadian semakin meluasnya blok-blok perdagangan dengan kecenderungan ke arah proteksionisme, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN pada tahun 1991 sepakat untuk mempercepat langkah-langkah kerja sama ke arah integrasi ekonomi. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1992 disetujui Perjanjian mengenai Tarif Preferensial Efektif Seragam (CEPT) menuju Wilayah Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA), yang efektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 1993.


PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

1. Kebijaksanaan Perdagangan dan Keuangan Luar Negeri

Selama empat tahun pelaksanaan Repelita V, berbagai kebijaksanaan di bidang perdagangan dan keuangan luar negeri telah diambil dengan tujuan untuk mempertahankan momentum pembangunan nasional, antara lain kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi.
Dalam tahun 1992/93, langkah-langkah deregulasi yang ditempuh antara lain berupa penyederhanaan tata niaga ekspor dan impor melalui pengenaan pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan, penurunan dan penghapusan bea masuk dan bea masuk tambahan komoditi tertentu, peninjauan kembali Daftar Negatif Investasi (DNI), dan penyederhanaan tata cara penanaman modal. Di bidang ekspor, melalui Paket 27 Mei 1992, larangan ekspor beberapa komoditi seperti kayu bulat/log dalam bentuk ter¬tentu, kayu ramin, serta meranti putih dan agathis bentuk tertentu, telah diganti dengan pengenaan Pajak Ekspor (PE) dan atau Pajak Ekspor Tambahan (PET). Sedangkan kulit mentah jenis tertentu yang sebelumnya dikenakan pajak ekspor secara persentase diganti dengan pajak ekspor yang dihitung secara spesifik. Selain itu, ketentuan larangan ekspor rotan juga mengalami penyederhanaan. Mulai Juni 1992, larangan ekspor rotan dalam bentuk bahan mentah dan barang setengah jadi diganti dengan pengenaan pajak ekspor dan atau pajak ekspor tambahan.
Untuk memperlancar arus barang dalam rangka menunjang kegiatan ekonomi, mulai bulan Juli 1992 PT Sucofindo ditunjuk sebagai pemeriksa barang eskpor dan barang yang dimasukkan/dikeluarkan ke dan dari kawasan berikat di seluruh Indonesia. Di samping itu, dilakukan pula penyempurnaan tata cara penyampaian laporan realisasi ekspor dan tata cara pemberian fasilitas ekspor oleh Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan (Bapeksta Keuangan). Dalam pada itu, terhitung mulai bulan Oktober 1992 produsen pengekspor barang tidak perlu membuat Laporan Keterkaitan (LK), yang merupakan laporan pemakaian barang dan bahan impor untuk memproduksi komoditi ekspor, guna memperoleh pembebasan dan pengembalian bea masuk ataupun pungutan lainnya. Sejak waktu itu, Laporan Keterkaitan (LK) diganti menjadi Laporan Pemakaian Bahan (LPB) yang diterbitkan oleh surveyor yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Tata niaga ekspor kayu (maniok) ke negara-negara Masyarakat Eropa (ME) juga diatur kembali. Mulai bulan Oktober 1992 kuota ekspor maniok untuk tahun 1993 ke negara-negara ME dibagikan secara proporsional ke masing-masing eksportir berdasarkan kinerja sebelumnya dan atau kemampuan eksportir untuk mengekspor maniok ke negara-negara di luar ME yang dibuktikan dengan "Landing Certificate" yang dikeluarkan oleh instansi Bea dan Cukai di pelabuhan negara tujuan dan "Loading Certificate" yang dikeluarkan oleh PT Sucofindo. Pengaturan kembali tata niaga ini dilakukan untuk lebih meringankan persyaratan bagi eksportir dalam mengekspor maniok ke nagara-negara ME.
Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan ekspor non migas, perluasan pasaran ekspor terus digalakkan. Dalam tahun 1992/93 dilaksanakan pengiriman berbagai misi dagang ke luar negeri, pameran-pameran dagang di luar negeri serta kegiatan promosi untuk menarik importir luar negeri berkunjung ke Indonesia. Khusus dalam usaha pemasaran barang kerajinan, pada bulan Juli 1992 Indonesia mengikuti pameran California Gift Show di Amerika Serikat.
Selain itu, untuk menjaga kesinambungan dan memperluas akses produk ekspor, peran aktif Indonesia di berbagai forum interna-sional, baik hubungan bilateral, regional dan multilateral terus ditingkatkan. Dalam kaitan ini, Indonesia berpartisipasi aktif dalam negosiasi Putaran Uruguay (GATT), Konperensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD), kerja sama ekonomi ASEAN dan berbagai forum kerja sama internasional seperti Organisasi Kopi Internasional (ICO), Asosiasi Negara-negara Penghasil Karet Alam (ANRPC), Asosiasi Negara Produsen Timah (ATPC), dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Khusus mengenai timah, untuk menjaga kestabilan harga timah di pasaran dunia, negara-negara anggota ATPC dalam sidangnya di Jakarta pada bulan September 1992 telah sepakat membatasi ekspor timah selama tahun 1993 menjadi 2,7% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu menjadi 89.400 ton. Dalam kaitan itu, Indonesia memperoleh jatah kuota ekspor timah sebesar 30.500 ton selama tahun 1993, atau naik 9,0% dibanding kuota tahun 1992.
Dalam pertemuan puncak di Singapura pada bulan Januari 1992, negara-negara ASEAN sepakat untuk lebih mengintegrasikan ekonomi ASEAN yang dijabarkan dalam bentuk Kerangka Perjanjian untuk Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi ASEAN (Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation). Program ini ditujukan untuk mewujudkan integrasi yang diawali dengan kese-pakatan untuk secara bertahap, yaitu mulai 1 Januari 1993 menerap-kan Tarif Preferensial Efektif •Seragam (CEPT) yang diarahkan pada pembentukan kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA). Untuk itu, dalam tahun 1992 telah ditetapkan dua program penurunan tarif, yaitu program penurunan tarif yang dipercepat (Fast Track) dan program penurunan tarif normal (Normal Track). Program penurun-an tarif yang dipercepat meliputi 15 kelompok produk yang telah disepakati. Berdasarkan program tersebut, produk-produk tertentu yang tarifnya di atas 20% akan diturunkan menjadi 0-5% dalam waktu 10 tahun. Kemudian untuk komoditi yang mempunyai tarif lebih kecil atau sama dengan 20% akan dikurangi menjadi 0-5% dalam waktu 7 tahun. Sementara itu melalui program penurunan tarif normal, komoditi yang mempunyai tarif di bawah 20 % akan dikurangi hingga menjadi 0-5% dalam waktu 10 tahun. Komoditi yang bertarif di atas 20% akan dikurangi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama menjadi 20% dalam waktu 5-8 tahun dan tahap kedua dikurangi lagi menjadi 0-5 % dalam waktu 7 tahun berikutnya.
Sebagai kelanjutan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan deregu-lasi sebelumnya, Pemerintah mengeluarkan Paket 6 Juli 1992 guna membebaskan dan melonggarkan tata niaga. beberapa komoditi impor, menyempurnakan mekanisme bea masuk dan bea masuk tambahan terhadap komoditi tertentu, serta menyederhanakan tata niaga impor mesin, peralatan dan barang modal bekas pakai.
Untuk lebih memperlancar arus barang dan pengadaan bahan baku, bahan penolong dan sarana usaha, sebanyak 241 pos tarif yang terdiri dari 12 pos tarif produk pertanian, 226 pos tarif produk batik dan 3 pos tarif produk industri dibebaskan dari tata niaga impor. Sementara itu dari 464 pos tarif yang masih diatur tata niaganya, sebanyak 36 pos tarif untuk produk besi dan baja dilonggarkan.
Di samping itu, tingkat bea masuk dan bea masuk tambahan barang-barang impor disesuaikan. Untuk tingkat bea masuk, sebanyak 35 pos tarif dinaikkan, 44 pos tarif diturunkan dan 2 pos tarif diubah klasifikasinya. Sedangkan tingkat bea masuk tambahan sebanyak 80 pos tarif dinaikkan, 81 pos tarif diturunkan, dan sebanyak 184 pos tarif dihapuskan. Selanjutnya tata niaga, klasifikasi tarif, tingkat bea masuk dan tingkat bea masuk tambahan barang-barang impor seperti karpet dan permadani, produk kimia dan tekstil tertentu, serta komponen/suku cadang untuk perbaikan dan pemeliharaan pesawat terbang disempurnakan kembali.
Untuk menumbuhkan usaha jasa industri baru dalam kemam-puan rekondisi mesin sekaligus mengurangi biaya investasi, impor mesin, peralatan dan barang modal bekas pakai dibebaskan. Dengan demikian mulai bulan Juli 1992 barang-barang tersebut, selama tidak tercantum dalam daftar negatif yang disusun oleh Departemen Per-industrian, dapat diimpor langsung oleh perusahaan pemakai ataupun oleh perusahaan rekondisi. Sedangkan pemeriksaan atas barang-barang impor tersebut dilakukan oleh PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia.
Selanjutnya untuk meningkatkan tertib administrasi, peng-awasan dan pengamanan dokumen impor, pada bulan Pebruari 1993 bentuk dan isi dokumen Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD) disempurnakan. Terhitung 60 hari sejak dikeluarkannya kebijaksanaan tersebut, dokumen PIUD dapat dibedakan menjadi 8 jenis sesuai dengan jenis fasilitas impor yang diperoleh.
Di samping itu untuk menunjang penanaman modal, mening-katkan perdagangan dalam negeri dan luar negeri, serta untuk me-ningkatkan kegiatan ekonomi, pada bulan Pebruari 1993 diberla-kukan ketentuan khusus mengenai Entreport Produksi Untuk Tujuan Ekspor (EPTE), suatu tempat atau ruang di wilayah pabean Indone-sia untuk penyimpanan barang (warehousing) dan pengolahan barang. Mulai bulan tersebut, diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus yaitu: (1) Bea Masuk (BM), Bea Masuk Tambahan (BMT), Cukai, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) terhadap barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ditangguhkan; (2) Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) tidak dipungut; sedangkan (3) untuk penyerahan dalam negeri penye¬lesaian pungutan-pungutan yang terhutang dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Perusahaan atau industri yang dapat ditetapkan sebagai EPTE adalah perusahaan yang berdomisili di luar ataupun di dalam Kawasan Industri di wilayah pabean Indonesia.
Khusus mengenai pinjaman luar negeri, pada bulan Maret 1992 Pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk mem-bubarkan Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) yang dike-tuai oleh pemerintah Belanda. Sikap tegas tersebut menunjukkan bahwa Indonesia selalu berpegang teguh kepada pedoman bahwa pinjaman luar negeri tidak boleh disertai dengan ikatan politik, seba-gaimana ditetapkan dalam GBHN. Sebagai gantinya dibentuk Con-sultative Group for Indonesia (CGI) yang diketuai oleh Bank Dunia.
Di bidang jasa jasa, usaha untuk meningkatkan penerimaan devisa dan sekaligus menghemat penggunaannya terus dilanjutkan. Di antara jasa jasa, pariwisata merupakan sumber penerimaan devisa yang makin penting. Untuk itu Indonesia aktif berpartisipasi dalam forum kepariwisataan internasional seperti Tournament of Roses di Amerika Serikat, PATA 1992 di Taiwan, dan World Expo 1992 di Spanyol. Di tingkat nasional tahun 1991 telah ditetapkan sebagai Tahun Kunjungan Wisata Indonesia yang dilanjutkan dengan Tahun Kunjungan ASEAN 1992. Selanjutnya telah ditetapkan pula Dekade Kunjungan Indonesia tahun 1993 sampai tahun 2000. Di samping sektor pariwisata, terus diusahakan peningkatan penerimaan devisa di bidang jasa jasa baru seperti transfer penghasilan dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri serta jasa perawatan dan bengkel pesawat terbang milik Garuda Indonesia.
Untuk mendorong penanaman modal swasta, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), ketentuan-ketentuan mengenai penanaman modal disempurnakan lagi. Paket kebijaksanaan bulan Juli 1992 meliputi antara lain penyederhanaan Daftar Negatif Investasi (DNI), pengaturan kembali tata cara penanaman modal, dan.penyempurnaan tentang pemanfaatan tanah hak guna usaha dan hak guna bangunan untuk usaha patungan dalam rangka penanaman modal asing. SeLanjutnya paket kebijaksanaan ini juga mengatur proses penyelesaian izin kerja bagi tenaga kerja, asing yang keahliannya belum sepenuhnya dapat diisi oleh tenaga Indonesia.


2. Perkembangan Neraca Pembayaran

Situasi neraca pembayaran selama empat tahun pelaksanaan Repelita V secara umum tetap terkendali dalam batas-batas yang wajar. Perkembangan neraca pembayaran tersebut sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, impor dan arus modal luar negeri.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V nilai ekspor secara keseluruhan meningkat rata-rata sebesar 15,5% per tahun, dari US$ 19,8 miliar pada tahun 1988/89 menjadi US$ 35,3 miliar pada tahun 1992/93 (lihat Tabel V-1). Peningkatan pertumbuhan ini terutama berasal dari laju pertumbuhan ekspor non migas yang meningkat rata-rata 19,5% per tahun sehingga mencapai US$ 24,8 miliar pada tahun 1992/93. Namun peningkatan laju pertumbuhan ekspor non migas yang pesat ini tidak dibarengi dengan laju pertumbuhan ekspor minyak bumi dan gas alam cair. Selama kurun waktu tersebut, ekspor minyak bumi dan gas alam cair masing-masing hanya meningkat rata-rata sebesar 6,2% dan 11,8% per tahun, atau masing-masing menjadi sebesar US$ 6,4 miliar dan US$ 4,1 miliar pada tahun 1992/93.
Sementara itu, peranan ekspor non migas dalam nilai ekspor keseluruhan semakin mantap sehingga semakin mampu berperan sebagai sumber penerimaan devisa utama. Dalam tiga tahun terakhir ini, peranan ekspor non migas dalam nilai ekspor keseluruhan terus meningkat dari 54,6% pada tahun 1990/91 menjadi 64,0% pada tahun 1991/92 dan menjadi 70,3 % pada tahun 1992/93.
Dalam pada itu, nilai impor keseluruhaq (f.o.b.) selama empat tahun pelaksanaan Repelita V bervariasi -sejalan dengan kegiatan industri dan investasi di dalam negeri. Pada tahun 1992/93 nilai impor keseluruhan mencapai sebesar US$ 27,3 miliar, atau meningkat rata-rata sebesar 17,5% per tahun sejak tahun 1988/89. Dalam dua tahun pertama pelaksanaan Repelita V, suhu perekonomian Indonesia meningkat dan hal ini antara lain tercermin dalam peningkatan impor barang, terutama impor bahan baku/ penolong dan barang modal, yang cukup besar. Nilai impor non migas dalam tahun 1989/90 naik dengan 21,3% dan naik lagi dengan 31,0% dalam tahun 1990/91. Dengan langkah-langkah penyejukan mesin perekonomian yang ditempuh waktu itu, laju pertumbuhan nilai impor non migas dalam dua tahun terakhir dapat diturunkan menjadi 11,4% pada tahun 1991/92 dan 9,7% pada tahun 1992/93.
Pengeluaran devisa neto untuk jasa jasa naik rata-rata sebesar 9,4% per tahun dari sebesar US$ 7,4 miliar pada tahun 1988/89 menjadi sebesar US$ 10,5 miliar pada tahun 1992/93. Kenaikan ini terutama berasal dari jasa jasa sektor non migas dan sektor gas alam cair yang masing-masing meningkat rata-rata sebesar 10,1 % dan 15,3 % per tahun. Dalam kurun waktu yang sama, penerimaan jasa jasa dari sektor pariwisata meningkat cukup pesat yaitu dari sebesar US$ 1,4 miliar pada tahun 1988/89 menjadi sebesar US$ 3,3 miliar pada tahun 1992/93.
Perkembangan ekspor dan impor barang dan jasa tersebut di atas mengakibatkan besarnya defisit transaksi berjalan Indonesia dari tahun ke tahun bervariasi. Pada tahun 1988/89 defisit transaksi ber-jalan adalah sebesar US$ 1,9 miliar, dan karena peningkatan suhu perekonomian jumlah ini meningkat menjadi US$ 3,7 miliar pada tahun 1990/91 dan US$ 4,4 miliar pada tahun 1991/92. Selanjutnya defisit transaksi berjalan turun menjadi US$ 2,6 miliar pada tahun 1992/93.
Dalam 5 tahun terakhir, pinjaman di sektor Pemerintah turun dari US$ 6.588 juta pada tahun 1988/89 menjadi US$ 5.755 juta pada tahun 1992/93. Hal ini dimungkinkan oleh keberhasilan peningkatan ekspor non migas dan mobilisasi sumber-sumber dana dari dalam negeri. Pinjaman terbesar diperoleh dalam bentuk bantu-an proyek bersyarat lunak, di samping bentuk-bentuk pinjaman lain-nya dan bantuan program. Sementara itu, karena banyak pinjaman yang sudah jatuh waktu, pelunasan pfnjaman Pemerintah naik dari US$ 3,8 miliar pada tahun 1988/89 menjadi US$ 4,8 miliar pada tahun 1992/93.
Di sektor swasta, pemasukan modal (neto) sejak tahun 1988/89 menunjukkan peningkatan cukup cepat sampai dengan tahun 1990/91, kemudian melambat berkat adanya kebijaksanaan pengen-dalian moneter untuk mendinginkan suhu perekonomian. Di antara transaksi modal tersebut penanaman modal asing meningkat pesat dari US$ 878 juta dalam tahun 1988/89 menjadi hampir US$ 2,5 miliar dalam tahun 1992/93. Dalam tiga tahun terakhir modal lain-nya (neto) mengalami penurunan cukup besar yaitu dari US$ 3,6 miliar pada tahun 1990/91 menjadi sebesar US$ 1,3 miliar pada tahun 1992/93.
Semua perkembangan tersebut di atas telah menyebabkan cadangan devisa meningkat dari US$ 6.011 juta pada tahun 1988/89 menjadi sebesar US$ 11.981 juta pada akhir tahun 1992/93. Jumlah cadangan devisa ini cukup untuk membiayai impor (c & f) non migas selama 5,5 bulan.

4. Peran kurs Valuta Asing

Bursa valuta asing (Inggris: foreign exchange market, forex) atau disingkat bursa valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.
Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00–22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30–10.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.
Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi.

KASUS PENJIPLAKAN J-CO donuts&coffe

kasus penjiplakan , peniruan dari produk donat J.Co donut & coffee. Baik konsep, desain, sampai seragam petugasnya ada tiruannya di Malaysia .
Nama brand nya adalah BIG APPLE donuts & coffee .
Konsep, desain dan warnanya sangat persis jiplakan dari J.CO donuts & coffee yang asli berasal dari Indonesia, J.Co yang beberapa tahun sudah lebih dulu ada.


Berikut ini klarifikasi dari pihak J.CO asli Indonesia asli apakah Big Apple donuts & coffee Malasyia merupakan franchisee (pembeli franchise), cabang dari J.CO atau bukan.
Glazze Siang
Salam hangat dari JCO Donuts & Coffee
Pertama-tama, terima kasih banyak atas perhatiannya dan informasi kepada kami

Karena kita membuka outlet pertama pada 26 Juni 2005, kami tidak pernah membuka cabang menggunakan nama lain dari J. CO Donuts & Coffee. Sekarang kita beroperasi 22 toko di seluruh Indonesia. Dengan kata lain, Big Apple Donuts & Coffee adalah bukan anggota dari J. CO Donuts & Coffee perusahaan. The real J. CO Donuts & Coffee menggunakan bahan-bahan berkualitas premium pertama dari seluruh dunia, seperti Almond dari California; Dark Chocolate dari Belgia; Keju dari Selandia Baru; Macha Green Tea from Japan; dan 100% Arabica Coffee yang dipanggang dengan sempurna dalam Italia.
Mengenai permintaan Anda dan lain J. CO Donuts & Coffee pelanggan di Malaysia terutama Kuala Lumpur, kami akan membuka cabang di Kuala Lumpur segera.
Mudah-mudahan J. CO Donuts & Coffee selalu bisa menjadi favorit Anda donat & kopi. Terima kasih banyak atas waktu

WIRAUSAHAWAN

Wirausahawan (Inggris : Entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.[1]

Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.[2]. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer.[3] Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal. [3]
Di dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dengan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama. Memang ada sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah tersebut. Tetapi pembedaan itu, menurut hemat penulis, tidaklah terlalu signifikan. Karena itu, demi memudahkan pembahasan, dalam tulisan ini kedua istilah itu dianggap sama artinya. Kamus Besar Bahasa Indonesia juga tidak membedakan arti kedua istilah tersebut.
Jika dilihat secara etimologis, istilah wiraswasta berasal dari dua kata, yakni ‘wira’ dan ‘swasta’. Wira memiliki arti berani, utama, atau perkasa. Sedangkan swasta ternyata juga berasal dari dua kata, yakni ‘swa’ dan ‘sta’. Swa artinya sendiri, dan sta, berarti berdiri. Jadi, swasta bisa dimaknai berdiri di atas kekuatan sendiri. ( Wasty Soemanto, 1984 : 43 ).
Dengan melihat arti etimologis di atas bisa diambil pengertian wiraswasta ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri.
Di sini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi, pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan.
Istilah wirausaha atau wiraswasta merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Contoh yang sering digunakan untuk menggambarkan pengertian ‘go-between’ atau ‘perantara’ ini adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Untuk melakukan perjalanan dagang tersebut, Marcopolo tidak menjual barangnya sendiri. Dia hanya membawa barang seorang pengusaha melalui penandatanganan kontrak.
Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari pengusaha tersebut. Dalam kontrak ini dinyatakan bahwa si pengusaha memberi pinjaman dagang kepada Marcopolo. Dari penjualan barang tersebut, Marcopolo mendapat bagian 25%, termasuk asuransi. Sedangkan pengusaha memperoleh keuntungan lebih dari 75%. Segala macam resiko dari perdagangan tersebut ditanggung oleh pedagang, dalam hal ini Marcopolo. Jadi, pada masa itu wiraswasta digambarkan sebagai usaha, dalam hal contoh ini perdagangan, yang menggunakan modal orang lain, dan memperoleh bagian ( yang lebih kecil daripada pemilik modal ) dari usaha tersebut. Di sini, segala resiko usaha tersebut menjadi tanggungan wiraswastawan. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa pun.
Sekitar abad lima belas, pengertian entrepreneur mengalami pergeseran. Saat itu istilah entrepreneur dipakai untuk melukiskan seseorang yang memimpin proyek produksi. Berbeda dengan zamannya Marcopolo, orang ini tidak menanggung resiko apapun. Tetapi ia bertanggungjawab menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Entrepreneur pada masa ini berbentuk klerikal, yakni orang yang bertanggungjawab dalam pekerjaan arsitek, seperti untuk pekerjaan bangunan istana.
Dalam kepustakaan bisnis beberapa sarjana Amerika, entrepreneur diartikan sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan, memelihara usaha itu dan membesarkannya, dalam bidang produksi maupun distribusi barang-barang ekonomi maupun jasa.
Jika kita ikuti perkembangan makna pengertian entrepreneur, memang mengalami perubahan-perubahan. Namun, sampai saat ini, pendapat Joseph Schumpeter pada tahun 1912 masih diikuti banyak kalangan, karena lebih luas. Menurut Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang ( businessman ) atau seorang manager; ia adalah orang yang unik yang berpembawaan pengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-produk inovative dan tehnologi baru ke dalam perekonomian. ( Buchari Alma, 2001:22 )
David Mc Clelland membuat kupasan yang menarik dari sisi psikologi tentang entrepreneur ini. Dalam bukunya The Achieving Society ( 1961 ), ia menguraikan bahwa ‘dorongan untuk mencapai keberhasilan’ merupakan faktor determinan, tidak saja bagi keberhasilan individu, tapi juga bangsa dalam memperoleh kemajuan hidup. Artinya, berhasil tidaknya sebuah bangsa dalam melaksanakan pembangunan bergantung pada jumlah penduduk yang mempunyai ‘dorongan untuk berhasil’ need for achieving ini. Dorongan ini oleh David Mc Clelland dinamakan ‘virus N Ach’.
Mengapa disebut virus ? Dalam penelitiannya terhadap bangsa-bangsa, Mc Clelland menemukan unsur-unsur yang dapat menggerakkan penduduk agar berprestasi dalam pembangunan bangsa, nilai-nilai yang mampu mendorong orang untuk selalu ingin berprestasi. Unsur-unsur ini bisa dipelajari dan ditularkan kemana-mana. Karena bisa ditularkan, maka disebutnya ‘virus’.
Bagaimana caranya agar virus N Ach ini dapat ditularkan ke masyarakat secara luas ? Adalah tugas pemerintah untuk menggerakkan masyarakat dengan mengobarkan unsur-unsur tadi supaya mereka memiliki dorongan untuk berprestasi dalam pembangunan.
Pertanyaannya sekarang adalah kemana kita harus mencari unsur-unsur tersebut ?
Apakah semuanya harus kita ambil dari barat karena mereka telah membuktikan keberhasilannya di bidang ini? Tentu saja tidak semua, karena sesungguhnya bangsa kita telah memiliki nilai-nilai yang dapat mendorong munculnya N Ach ini. Nilai-nilai tersebut sedang ‘tersembunyi’ di setiap suku bangsa di tanah air ini. Adalah menjadi tugas pemerintah untuk menginventarisir nilai-nilai tadi untuk kemudian ‘menyuntikkan’ nya ke dalam masyarakat luas.
Dari berbagai pendapat ahli di atas, maka arti dari wiraswastawan ialah seorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.

Mitos - Mitos
Mitos- mitos tentang wirausahawan katanya wirausahawan adalah pelaku, bukan pemikir.[4] Seringkali mereka adalah orang yang sangat metodis sehingga merencanakan tindakan mereka dengan hati-hati.[4] Mereka dilahirkan, tidak diciptakan. Hari ini, pengakuan EAS Adiscipline membantu untuk menghilangkan mitos ini.[4] Seperti semua disiplin ilmu, wirausahawan memiliki model, proses, dan kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari.[4]
• Mereka adalah penemu, misalnya Ray Kroc, bukan ia yang menemukan waralaba makanan, tetapi ide-ide inovatifnya membuat McDonalds terbesar ke seluruh dunia.
• Mereka adalah orang aneh akademik dan sosial, keyakinan bahwa pengusaha adalah akademisi dan sosialisi yang tidak berhasil akibat dari beberapa pemilik usaha yang memulai perusahaan yang sukses setelah putus sekolah atau berhenti bekerja tapi tidak lagi dipandang demikian, saat ini dipandang sebagai seorang profesional.
• Orientasi wirausahawan adalah uang, uang adalah sumber daya tetapi tidak pernah menjadi tujuan akhir.
• Semua membutuhkan keberuntungan, benar bila keberuntungan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat akan selalu menghasilkan keuntungan. Tapi keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu kesempatan.
• Wirausahawan adalah pengambil risiko yang ekstrim (penjudi), sebaliknya bekerja dengan resiko yang diperhitungkan.[4] Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan persiapan untuk meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk lebih mengontrol nasib visi mereka.

Perbedaan-Perbedaan
Antara wirausahawan dengan profesi lainnya:
Kelebihan - kelebihan yang dimiliki, yaitu:
1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Kekurangan yang dimiliki, yakni :
1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.

Sikap- sikap

Sikap - sikap yang umum ditemui,yaitu:[2]
1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil resiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.
2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.
3. Keinginan untuk hasil segera.
4. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang.
5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
7. Secara efektif mencipatakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.
8. Nilai prestasi atas uang.

Menjadi Wirausahawan

Menggali Diri
Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.[5] Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. [6] Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim:
F (Focus) untuk fokus,
A (Advantage) untuk keuntungan,
C (Creativity) untuk kreativitas,
E (Ego) untuk ego,
T (Team) untuk tim,
S (Social) untuk sosial.
Memulai Usaha
Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:[5]
1. Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
2. Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3. Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4. Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.
[sunting] Kemampuan yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru. Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin, pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.[7]
[sunting] Kesalahan umum dan Solusi
Berikut adalah sepuluh kesalahan umum yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:[3]
1. Kesalahan dalam Mengelola
2. Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.
3. Kontrol Keuangan Kurang
Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.
4. Upaya Pemasaran yang Lemah,
Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.
5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.
Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan.
6. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.
7. Lokasi Kurang Strategis
Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.
8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk
Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.
9. Harga Tidak Tepat
Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.
10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial
Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.
Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:[8]
1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.


[sunting] Referensi
1. ^ KBBI daring
2. ^ a b (en) Zimmere W. Thomas dan Norman M.Scarborough. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management, Edisi 4.United States of America:Pearson Prentice-Hall.2005
3. ^ a b c Bateman Thomas S and Scott A.Snell, Management : Leading and Collaborating in a Competitive World, edisi 7. Mcgraw-hill.2007
4. ^ a b c d e (en) Kuratko F.Donald, Richards M.Hodgetts.Entrepreneurship, 6th ed. United States of America: Thomson.2004
5. ^ a b Blawatt R. Ken. Entrepreneruship, United States of America: Prentice-Hall Canada.1998
6. ^ Bolton Bill dan John Thompson.The Entrepreneur in Focus.Great Britain:Thomson.2003
7. ^ Hisrich.D.Robert,Michael P.Peters,dan Dean A.Shepherd.Entrepreneurship, 6th edition.Mcgraw-Hill.2005
8. ^ Zimmere W.Thomas dan Norman M.Scarborough.Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil.Indonesia: doublefish.2002

Wiraswasta

Menurut literatur istilah wiraswasta = wirausaha.
Pelopor wiraswasta adalah DR. Suparman
Suhamamijaya Menekankan peluang kelompok kreatif
entrepreneur Indonesia utk mengangkat bangsa dari
kemiskinan.
Istilah wiraswastawan dihubungkan dengan istilah
saudagar, berasal dari bahasa sansekerta yg memiliki
pengertian :
Wiraswasta terdiri dari kata Wira, Swa, Sta.
Wira = manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa
besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan & berwatak
agung. Swa artinya sendiri, dan Sta artinya berdiri.
Saudagar, Sau adalah seribu & dagar artinya akal. Jadi
artinya seribu akal.

Wiraswasta adalah:
“Keberanian, keutamaan serta
keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan
serta memecahkan masalah hidup dg
kekuatan yg ada pada diri sendiri”.
Manusia wiraswasta mempunyai
kekuatan mental yg tinggi shg
memungkinkan utk meluncur maju ke
depan di luar kemampuan rata-rata &
adakalanya wiraswastawan tdk
berpendidikan tinggi

Wirausaha
Istilah wirausaha berasal dari kata Entrepreneur
(bahasa Perancis) yg kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris dengan arti between
taker atau go-between (Perantara)
Secara Harfiah Wira artinya berani sedangkan
Usaha adalah Daya Upaya
Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan keberanian seseorang dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya
Entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk
mengelola sesuatu yang ada pada diri kita
untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih
optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf
hidup kita
Enterpreneurial Berwirausaha
Enterpreneur Wirausaha
Enterpreneurship Kewirausahaan

Wirausaha Menurut Ahli

Menurutt ahllii ekonomii,, wiirausaha adallah ::
seorang/sekellompok orang yg mengorganiisiir ffakttorffakttor
produksii,, allam,, ttenaga,, modall & skiillll uttk ttujjuan
berproduksii
Menurutt Ahllii psychollogiis wiirausaha adallah seorang yg
memiilliikii dorongan kekuattan darii dallam unttuk
memperolleh sesuattu ttujjuan,, suka mengadakan
eksperiimen attau unttuk menampiillkan kebebasan diiriinya dii
lluar kekuasaan orang llaiin..
Menurut bisnisman wirausaha merupakan :
ancaman, pesaing baru, bisa juga partner, pemasok,
konsumen / orang yg bisa diajak kerjasama.
Menurut pemodal wirausaha adalah seorang yg menciptakan
kesejahteraan tetapi orang lain yg menemukan cara baru
utk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan
dan menciptakan lapangan kerja.



Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
1. memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
2. memperkenalkan metoda produksi baru,
3. membuka pasar yang baru (new market),
4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
5. menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.

Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional

DEFINISI KEWIRAUSAHAAN :
1. Dapat mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas serta juga dapat melahirkan wirausaha sukse lainnya. (Ciputra,2008)
2. Seseorang yang mampu memulai dan menjalankan usaha. (Kamus Manajemen - LPPM)
3. Orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi, dan penawasan. (J.B. Say)
4. Orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi beru atau mengolah bahan baku baru. (Josep Schumpeter)
5. Suatu kegiatan yang dapaat memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa melalui transformasi kreatifitas, inovasi, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga produk atau jasa tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna produk dan jasa. (Prof. Raymond Kao,1999)
6. Orang yang berani menangguna resiko atas bisnis yang ia tekuni. Orang tersebut juga melihat bahwa terdapat suatu peluang luar biasa dalam suatu bidang. (Zimmerer dan scarborough,2005)
7. Seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung resiko sebuah bisnis atau usaha. (Kamus Merriam-Webster)
8. Perilaku berpikir strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan untuk penciptaan peluang baru yang dilakukan oleh individu maupun organisasi.
9. Seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi.
10. Kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip sreta sikap, kuat, dan seni dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan Negara.
DEFINISI WIRASWASTA :
1. Kemampuan untuk menciptakan pekerjaan sendiri.
2. Keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri.
3. Memindahkan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas ke kawasan produktivitas tinggi dan hasil yang besar. (J.B. Say)
4. Orang yang berani memutuskan untuk berani bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri, mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha diatas kemampuan sendiri.
5. Seseorang yang berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri.
6. Seseorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima bals jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.
PERBEDAAN WIRAUSAHA DAN WIRASWASTA :
• Biasanya kedua istilah tersebut digunakan dengan maksud sama. Tapi, jika disimak dari arti katanya ada sedikit perbedaan. Jika dilihat pada definisi wiraswasta diatas, jelas bahwa wiraswata merupakan suatu sikap mental yang berani berdiri diatas kekuatan sendiri. Sikap ini beisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ‘ikut orang’ atau bagi yang punya usaha sendiri. Sedangkan wirausaha merupakan suatu bentuk usaha sendiri. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain.
• Didalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama.
• Sebagian ahli mambedakan kedua istilah tersebut, tetapi perbedaan itu dinilai tidaklah terlalu signifikan.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua istilah tersebut tidak dibedakan artinya/dianggap sama.


dibawah ini akan disebutkan ciri-ciri seorang wiraswasta:
- perilaku orangnya terpuji, disiplin, jujur, tekun
- berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan yang matang
- mempunyai daya kreasi , motivasi dan imajinasi
- hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan
- mampu menarik orang lain, karyawan untuk bekerjasama
- mampu menganalisa, melihat peluang-peluang

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN.
A. BEBERAPA KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN.
Pengertian kewirausahaan menurut para ahli sbb :
Raymond W. Y Kao (1995) : kewirausahaan adalah sebagai suatu proses menciptakan yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedang wirausaha adalah orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan niali tambah melalui peneloran gagasan, memadukan sumberdaya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Wirausaha sering juga disebut wiraswasta, tapi dalam kenyataannya berbeda :

Wira : berani Wira : berani
Swa : sendiri Swa : sendiri
Hasta : tangan Sta : berdiri

Jadi wiraswasta berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wiraswasta berusaha mandiri tetapi tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas dan daya inovasi. Seorang pengusaha yang telah lama membuka usahanya namun kondisinya sama seperti pertama , bukanlah wirausaha tetapi wiraswasta.

Sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seorang wirausaha adalah :
1. Seorang pencipta perubahan (the change creator).
2. Selalu melihat perbedaan baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan, sebagai peluang disbanding sebagai kesulitan.
3. Menderung mudah jenuh terhadap segala kemempuan hidup untuk kemudian bereksperimen dengan pembaruan-pembaruan.
4. Melihat pengetahuan dan pengalaman sebagai alat untuk memacu kreativitas, bukan sesuatu yang harus diulangi.
5. seorang pakar tentang dirinya sendiri.
6. Berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.

B. FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN.
1. The foreign refugee : peluang-peluang ekonomi ditempat tertentu.
2. The corporate refugee : pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaanya.
3. The parental (paternal) refugee : pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak.
4. The housewife refugee : ibu rumah tangga yang membantu suami.
5. The society refugee : anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya.
6. The educational refugee : orang yang gagal dalam studinya.

C. WIRAUSAHA DAN MANAJER : SEBUAH PERBANDINGAN.

Perbedaaan gaya manajerial wirausaha dan manajer :
Wirausaha Manajer
• Aktif mencari perubahan dengan mengeksploitasi peluang-peluang • Meminimalkan resiko
• Menerima/ mengendalikan resiko • Cenderung menghindari resiko
• Dimotivasi oleh peluang untuk menciptakan keuntungan-keuntaungan finansial • Dimotivasi oleh promosi karier dan imbalan lainnya.
• Cenderung menerima kesalahan sebagai suatu bagian yang normal • Menghindari kesalahan
• Lebih intensif/ langsung terlibat dalam aktifitas operasional organisasi • Cenderung untuk mendelefgasikan tugas-tugas dan mengawasi pekerja.

D. ALIANSI WIRAUSAHA, INVESTOR DAN MANAJER.
Apabila bisnis yang ditangani semakin besar , maka wirausaha membutuhkan orang lain (manajer professional dan investor) untuk melakukan ekspansi usaha

Enterprise Resource Planning (ERP)

Sejarah Singkat Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing
Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri. Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan.
1. Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu".
2. Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global

ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Teks besar.
ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

Modul ERP Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia:

1. Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management.
2. Modul Financial & Akuntansi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling.
3. Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.

Manfaat Menggunakan ERP
Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi perusahaan:

1. Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
2. Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
3. Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.

Tips memilih ERP
Berikut adalah beberapa tips bagaimana cara memilih ERP yang sesuai bagi perusahaan:

1. Knowledge & Experience
Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer. Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup


2. Selection Methodology
Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP. Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple. Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP. Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software.


3. Analisa Business Strategy
- Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
- Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
- Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
- Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
- Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
- Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
- Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

4. Analisa People
- Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP?
- Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
- Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
- Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
- Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
- Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?



5. Analisa Infrastruktur
- Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)?
- Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
- Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

6. Analisa Software
- Apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
- Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari?
- Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia?
- Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan?

Implementasi ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:

1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya ERP.

2. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.

Penyebab Gagalnya ERP
• Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
• Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
• Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
• Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

Tanda-tanda kegagalan ERP
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
• Kurangnya komitmen top management
• Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
• Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
• Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
• Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
• Kesalahan penghitungan waktu implementasi
• Tidak cocoknya software dgn business process
• Kurangnya training dan pembelajaran
• Cacatnya project design & management
• Kurangnya komunikasi
• Saran penghematan yang menyesatkan

Software ERP
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open source:
• SAP
• JDE
• BAAN
• MFGPro
• Protean
• Compiere
ERP(Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Karakter Sistem
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
Secara garis besar Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan ERP antara lain :
• Menghilangkan input data duplikasi
• Menaikkan ROI pada implementasi IT
• Menyediakan informasi yang berkualitas untuk pengambilan keputusan perusahaan
• Cepat dan efisien
• Memberi kepuasan kepada partner dan pelanggan
• Mengurangi akan kebutuhan manpower
Perusahaan-perusahaan Indonesia yang sudah menggunakan SAP (Runs SAP) sebagai solusi bisnisnya antara lain : Smart, Asia Pulp and Paper, Astra International, Excelcomindo, Indofood, Pertamina, Bentoel Prima, dan masih banyak perusahaan-perusahaan lainnya untuk disebutkan satu-persatu.

Keuntungan penggunaan ERP dalam sebuah perusahaan
• Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
• Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
• Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
Keuntungan yg bisa diukur :
1. Penurunan inventori
2. Penurunan tenaga kerja secara total
3. Peningkatan service level
4. Peningkatan kontrol keuangan
5. Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

Memilih ERP
• Latar Belakang
1. Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk.
2. ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil
di perusahaan yang lain.
3. Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat.
4. Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan
rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang
ada.
5. Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah
hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif.
6. Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang
cacat dan business process yang ‘parah’.
Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah (paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang mahal
• 3 Syarat sukses memilih ERP
1. Knowledge
2. Experience
Knowledge & Experience
- Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer.
- Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan.
- Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan.
- Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.
3. Selection Methodology
Metodologi
- Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP.
- Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple.
- Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP. (BK. Khaitan, weblink)
Berikut ini adalah beberapa akifitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP :
• Analisa Business Strategy
- Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
- Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
- Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
- Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
- Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
- Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
- Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

• Analisa People
- Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP?
- Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
- Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
- Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
- Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
- Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

• Analisa Infrastruktur
- Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)
- Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
- Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

• Analisa Software
- Apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
- Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
- Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia
- Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan
Implementasi ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP :
• ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
• ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan
• Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.

Gagalnya ERP
• Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
• Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
• Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
• Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Tanda-tanda kegagalan ERP
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
• Kurangnya komitmen top management
• Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
• Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
• Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
• Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
• Kesalahan penghitungan waktu implementasi
• Tidak cocoknya software dgn business process
• Kurangnya training dan pembelajaran
• Cacatnya project design & management
• Kurangnya komunikasi
• Saran penghematan yang menyesatkan

Definisi ERP menurut berbagai sumber banyak sekali pengertiannya, antara lain :
Menurut [Tadjer, 1998]
satu basis data, satu aplikasi dan saru kesatuan antar muka di seluruh enterprise.
Menurut [Travis Aderegg, 2002]
ERP merupakan sebuah perusahaan yang luas lengkap bisnis solusi perangkat lunak. Sistem ERP terdiri dari modul dukungan perangkat lunak, seperti: pemasaran dan penjualan, layanan lapangan, produk desain dan pengembangan, produksi dan pengendalian persediaan, pengadaan, distribusi, industri manajemen fasilitas, desain dan pengembangan proses, manufaktur, kualitas, sumber daya manusia, keuangan dan akuntansi, dan informasi layanan.
Menurut [Daniel O’Leary, 2004]
'ERP sistem sistem komputer yang dirancang untuk memproses transaksi suatu organisasi dan memfasilitasi perencanaan terpadu dan real-time, produksi, dan respons pelanggan. Dalam sistem ERP tertentu akan diasumsikan memiliki karakteristik tertentu

Menurut [Wikipwdia, 2007]
Sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.


Menurut [Dhewanto & Falahah, 2007]
sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat dimanfaatkan secara oiptimal untuk menghasilkan nilai tmabhah bagi seluruh pihak yang bekerpentingan atas organisasi tersebut.

Dari definisi-definisi tersebut, jelas terlihat bahwa konsep ERP dikembangkan dengan
latar belakang pemikira. Perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan. Dilibatkannya aplikasi atau software dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa :
• penghapusan proses-proses yang tidak perlu (process elimination).
• penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele (process simplification).
• penyatuan proses-proses yang redundan (process integration).
• pengotomatisasian proses-proses yang manual (process automation).

SAP sendiri merupakan sebuah sowftware bisnis yang berbasis pada konsep ERP. Selain
SAP masih terdapat aplikasi ERP lainnya seperti Oracle /People SOft /Jd Edwards, Compiere, Openbravo dan lain-lain.

Tentang SAP
Pada post sebelumnya telah dijelaskan apa itu ERP, sekarang kita akan mengenal beberapa tools yang mengimplementasikan ERP.
"SAP" adalah suatu nama mungkin sudah tidak asing lagi untuk praktisi-praktisi IT dunia, maupun di Indonesia. "SAP" ini adalah singkatan dari "System Analysis and Program Development. Dalam bahasa jerman disebut dengan “Systemanalyse und Proggrammentwicklung" yang ditemukan oleh Wellenreuther, Hopp, Hector, Plattner, dan Tschira pada tahun 1972. Yang kemudian berganti menjadi "Systems Application and Products in Data Processing" pada tahun 1977. "SAP"yang dikenal pada saat ini adalah sistem R/3-nya yang sudah teruji oleh perusahaan-perusahaan dunia dalam menjalankan bisnisnya, yang lebih dikenal dengan SAP R/3. Sebelum sampai ke generasi R/3, SAP sudah melewati tahap R/1 dan R/2. Selain sistem R/3 yang terkenal banyak juga solusi-solusi bisnis lainnya antara lain SAP BI (Business Intelligence) yang digunakan untuk Data Warehousing, SEM (Strategic Enterprise Management), SCM (Supply Chain Management), CRM dan masih banyak solusi-solusi bisnis lain yang ditawarkan oleh SAP untuk berbagai jenis bidang usaha di dunia.
SAP adalah merupakan salah satu software ERP (Enterprise Structure) terkemuka dunia yang sekarang ini sedang banyak diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan di Asia. Di Indonesia sendiri, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar dan menengah yang sudah berhasil mengimplementasikan SAP untuk mendukung proses bisnisnya. Memang harga untuk mendapatkan suatu ERP dunia juga harus dibayar mahal baik dari segi licensenya, konsultan IT, dan juga SDM yang masih langka.

Modul-Modul di SAP
SAP dalam masing-masing sistem juga terdiri dari banyak modul. Contohnya adalah SAP R/3 yang populer dan sudah digunakan hampir sebagian besar perusahaan-perusahaan kelas dunia untuk mendukung kegiatan bisnis prosesnya sehari-hari.
Modul-modul yang disediakan dalam SAP R/3 antara lain :
• Financials
o Financial Accounting (FI)
o Controlling (CO)
o Fixed Assets Management (AM)
o Investment Management (IM)
o Project System (PS)
o Enterprise Controlling (EC)
o Real Estate Management
• Logistics
o Sales and Distribution (SD)
o Materials Management (MM)
o Quality Management (QM)
o Plant Maintenance (PM)
o Customer Service (CS)
o Production Planning and Control (PP)
o SAP Retail
• Human Resources
o Personnel Management (PA)
o Personnel Time Management (PT)
o Payroll (PY)
o Training and Event Management (PE)
Modul-modul dari SAP yang lengkap dan menyeluruh ini dapat mendukung bisnis proses pada perusahaan umumnya (manufacturing, retail, oil and gas, electricity, health care, pharmaceutical, banking, insurance, telecommunications, transport, automotive, chemical, dan masih banyak lagi).
Modul-modul tersebut tidak harus diimplementasikan semua, melainkan sesuai dengan kebutuhan bisnis proses dari perusahaan tersebut. Selain itu, modul dan setting yang diimplementasikan juga berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan bisnis proses antar perusahaan meskipun bergerak di bidang usaha yang sejenis.
Adapun Contoh Pendapatan dari ERP yang Masuk Pada Kas DKI Jakarta, Sumber pendapatan Pemprov DKI Jakarta bakal bertambah. Kementerian Keuangan mengkategorikan tarif yang dikenakan pada Electronic Road Pricing (ERP) sebagai retribusi daerah dan masuk ke dalam kas daerah. Rencana tersebut akan dimasukkan dalam draft rancangan peraturan pemerintah (PP) tentang ERP.
Kasubid Pajak Daerah dan Distribusi Daerah II Direktorat Pajak Kementerian Keuangan, Jamiat Aries, mengatakan ada dua opsi yang berkembang terkait kemana tarif ERP akan dialokasikan, apakah sebagai pajak daerah atau retribusi daerah. Akhirnya, Kementrian Keuangan mengusulkan lebih baik tarif ERP dialokasikan sebagai retribusi daerah. Sebab, retribusi daerah dapat dipungut dari program pemerintah yang bersifat layanan kepada masyarakat.
“Karena ERP ini bersifat memberikan layanan kepada pengguna jalan maka lebih baik digunakan sebagai retribusi daerah,” kata Jamiat Aries, dalam acara diskusi publik tentang rencana penerapan ERP di kota Jakarta.
Keuntungan apabila pungutan ERP dijadikan retribusi daerah, yakni dapat digunakan untuk mengendalikan program yang telah ditetapkan. Misalnya, untuk membiayai peningkatan transportasi umum dan infrastruktur jalan.
Sayangnya, lanjut Aries, penerapan ERP sebagai sumber pendapatan daerah masih terkendala, yakni belum adanya payung hukum yang legal. Sebab, ERP tidak termasuk dalam 30 jenis retibusi daerah dan 11 pajak daerah yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) No 28 tahun 2009 tentang Pemungutan Pajak Daerah atau Retribusi Daerah.
Selain itu, UU tersebut bersifat tertutup, artinya pemerintah daerah tidak diperbolehkan memungut pajak dan retribusi daerah selain jenis yang telah ditetapkan dalam UU itu. Namun, menurutnya, ada satu pasal yang memungkinkan ERP dijadikan retribusi daerah, yaitu pasal 150 UU Nomor 28 tahun 2009.
“Pasal 150 memberikan ruang kepada pemerintah untuk menetapkan jenis retribusi. Prosesnya sedang dilakukan Kementerian Keuangan. Retribusi ini tidak akan mengatur tentang retribusi ERP saja, melainkan lebih luas dengan nama retribusi pengendalian lalu lintas,” ujarnya.
Karena itu, Aries akan mengusulkan agar retribusi ERP diatur dalam rancangan peraturan pemerintah tentang ERP yang saat ini sedang digodok Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, staf Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Harno Trimadi, mengatakan naskah akademik penerapan ERP sudah selesai dibuat oleh Kementerian Perhubungan sebelum Lebaran lalu.
“Saat ini, kita sudah mulai pembahasan internal naskah akademik itu dengan lima instansi yang terkait, yaitu Kementrian Perindustrian, Kementrian Keuangan, Kementrian Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, serta Polri,” kata Harno.
Dia berharap rancangan PP tersebut bisa diselesaikan sebelum akhir 2010 dan segera disahkan oleh Presiden RI. “Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa diterapkan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI, M Akbar, mengatakan Jakarta sudah layak untuk menerapkan ERP sebagai salah satu langkah mengantisipasi kemacetan. "Pasalnya, kota Jakarta sudah memiliki transportasi massal dengan manajemen transportasi yang cukup baik yaitu bus transjakarta," kata Akbar.